Oct 07, 2025 by Indah Zumrotun
Yogyakarta-Humas BRIN. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Indonesia Research and Innovation Fair (IRIFair) 2025 di Auditorium Nusantara Cendekia, Kawasan Sains Teknologi dan Edukasi (KSTE) Achmad Baiquni, Yogyakarta, Selasa–Rabu (9–10/9).
Tahun ini, IRIFair diselenggarakan pertama kali di Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi wadah bagi talenta muda riset untuk menampilkan karya inovasi, memperkuat keterampilan komunikasi ilmiah, serta memperluas jejaring riset.
”Pagelaran IRIFair tahun 2025 ini merupakan kegiatan yang pertama kali kami lakukan di luar Kampus BRIN yang ada di Cibinong. Irifair sebagai ajang kompetisi untuk mahasiswa tingkat akhir ataupun alumni tingkat sarjana dan magister untuk mencari talenta muda guna ditumbuhkembangkan menjadi talenta unggul di bidang riset dan inovasi,” ujar Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek (SDMI) BRIN, Edy Giri Rachman Putra.
Pada hari pertama, IRIFair diisi dengan pameran poster riset dari seluruh finalis serta presentasi singkat 3 Minute Research Pitch (3MRP) oleh tiap peserta. Para finalis memaparkan inti penelitian mereka secara ringkas selama tiga menit di hadapan dewan juri dan audiens. Selain itu, Research Poster Competition (RPC) menjadi daya tarik dengan menampilkan keberagaman ide inovasi lintas bidang riset. Dari total 60 finalis, sebanyak 55 peserta hadir dan mengikuti rangkaian penjurian.
Hari kedua diisi dengan workshop bertema ’Level Up Talenta Muda Riset’ yang disampaikan oleh Indra Riswadinata, Widyaiswara Ahli Muda BRIN. Ia menekankan pentingnya membangun personal branding bagi peneliti muda melalui strategi 3C (clarity, consistency, competence) serta formula 5P (potensi, positioning, portofolio, publikasi, performa). Peserta juga berlatih teknik komunikasi ilmiah singkat, mulai dari bahasa tubuh, olah suara, hingga penyusunan argumen riset.
”Personal branding bukan sekadar pencitraan, tetapi bagaimana peneliti muda menunjukkan kompetensi, konsistensi, dan nilai tambahnya di mata publik dan komunitas riset. Melalui strategi 3C dan formula 5P, talenta muda riset diharapkan mampu mengomunikasikan karya mereka secara jelas, meyakinkan, dan berdampak,” ujar Indra.
Inspirasi dari Peneliti Muda: Kolaborasi Global dan Pengalaman Lapangan
Selain workshop, IRIFair juga menghadirkan tiga narasumber muda dalam talkshow yang berbagi pengalaman seputar inovasi, adaptasi, serta pentingnya kompetensi lintas disiplin untuk menjawab kebutuhan riset di tingkat global.
Rizky Aflaha, Doctoral Fresh Graduate dari Fisika UGM, menceritakan pengalamannya saat menjadi Research Assistant di BRIN. ”Kalau ngomongin tentang riset, saya banyak di bidang nanofiber. Aplikasinya ada untuk gas sensor, water and air filtration membrane, sampai waterproof and breathable membrane. Saat jadi research assistant di BRIN, pengalaman itu sangat berkesan karena berhasil menghasilkan beberapa manuskrip dan publikasi,” ujar Rizky.
Sementara itu, Syahputra Wibowo, Doktor Muda dari Pusat Riset Molekuler Eijkman, menuturkan aktivitasnya dalam bidang pengembangan obat. ”Di pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman, saya bekerja di bidang drug development untuk antidiabetes. Saat ini kami sudah menjalani kolaborasi dengan lebih dari 13 universitas dari Australia, Kanada, Italia, hingga Jepang,” jelas Syahputra.
Narasumber ketiga, Vika Tresnadiana Herlina, peneliti BRIN yang juga pernah menjalani Postdoc, menekankan pentingnya membimbing generasi muda. ”Motivasi saya justru untuk mendorong generasi muda. Karena itu saya menerima banyak research assistant agar mereka bisa berkembang. Tantangan di BRIN adalah sistem kompetisi pendanaan riset sehingga setiap peneliti harus bisa menunjukkan kualitas hasil risetnya agar layak mendapat dukungan,” terang Vika.
Selain itu, melalui IRIFair, BRIN juga menekankan pentingnya dukungan keberlanjutan bagi talenta muda. Salah satunya lewat program kolaborasi BRIN dengan LPDP yang menyediakan skema beasiswa untuk melanjutkan studi magister hingga doktor, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Fasilitas ini diharapkan semakin memperkuat kapasitas peneliti muda Indonesia agar mampu bersaing di kancah global.
IRIFair 2025 ditutup dengan pengumuman pemenang Grand Award Scholar Research Competition dengan empat cluster yang berbeda. Cluster Life and Natural Sciences diraih oleh Fahmi Ihsanuddin Jauhari (Universitas Gadjah Mada), Cluster Technology and Engineering Sciences oleh Zurnansyah (Universitas Gadjah Mada), Cluster Earth, Space and Marine Sciences oleh Widhelia Echa Pramesthy (Politeknik Statistika STIS), dan Cluster Social Sciences and Humanities oleh Laillia Dhiah Indriani (Universitas Gadjah Mada).
Melalui IRIFair 2025, BRIN menyatakan komitmennya untuk menumbuhkan ekosistem riset yang inklusif, kolaboratif, dan inspiratif, sekaligus memberi ruang bagi generasi muda untuk tampil sebagai motor penggerak inovasi bangsa. (sfr, ipr, frw/ed: mfs)